ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Thursday 23 October 2008

Patut Di Renungkan Penting

Cerita ini saya dapat dari milis Dairi Satu Hati (DSH) yang kian hari membuatku semakin bertambah wawasan dan manfaatnya. Setelah membaca kisah ini sepertinya aku tergerak koreksi diri dan memandang semua hal ada positifnya dan ada rahasia tersembunyi yang pasti akan terungkap di suatu saat. Sebaiknya kisah ini juga di baca dan direnungkan yang lain, makanya aku mempostiingnya hari ini. Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor... Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja. Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga.
Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia
sungguh cantik" kataku dalam hati, "Wanita yang menjalin
hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di
bangku SMA yang kini telah
kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik". Aku
menghela nafas
dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali
dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar.
Di meja rias istriku kulihat buku
itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku.
Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu.
Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya.
Inilah saatnya!
Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu
dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas
pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan
menjadi pacar terakhirku.

Hmm. aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau
aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan
wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent
tidak pindah ke lain
hati.

Jantungku serasa mau berhenti...

23 Oktober 2001, Aku
menemukan surat ucapan
terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari
ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia
Tuhan?
Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui.

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly,

wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan
Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja
mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku.
Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah
dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap
setia kepada Ellen.
Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui
hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama
Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh
dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal
daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan

apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah
menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen
sangat terluka
dengan kata-kata tajam yangkeluar dari mulutnya.

Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat
itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6.
Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang
harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi
Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku
harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu
aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia
pulang kantor sehingga ia menunggu
di depan rumah agak lama.
Seharian aku berada mall mencari jam idaman
Vincent, aku ingin
membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi.
Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi
padaku,
aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang
walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah
memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya.
Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini,
tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang
keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu
aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal
untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen
tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku.
Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan
menaruhnya hari itu juga di
ruang keluarga.

Aku sudah tak
sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen
sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat.
Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen
dan ia terbangun.

Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, " Selamat ulang tahun." (ts)

Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpasyarat. .
Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan kepada kita.

No comments :