ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Wednesday 8 April 2009

TIDAK PERNAH MARAH

SOSOK DR. Master Parulian Tumanggor baru ku kenal sekitar 4 tahun di Kabupaten Dairi. Awalnya aku tidak begitu dekat dengan beliau walau sebenarnya secara kekeluargaan kami sebenarnya cukup dekat. Adalah ceritanya. Sekitar tahun 2006 aku mulai dekat dengan beliau ketika aku aktif sebagai Redaktur Majalah KIRANA dan sering mendamppingi beliau meliput kegiatan di lapangan. Setelah itu, aku dipanggil ke rumah dinas untuk berdiskusi tentang internet. Kebetulan memang dulu aku pernah menjadi Kepala Seksi Pengolahan Data Elektronik di Kabupaten Agam Sumatera Barat. Kami pun berdiskusi panjang lebar sekitar 3 jam lebih ... sambil menikmati hidangan yang disiapkan ibu Hetty br. Sitinjak, isteri beliau. Aku sering dipanggil beliau mendiskusikan pembangunan internet serta pengembangannya kedepan sampai akhirnya beliau menyatakan tekadnya ingin membuat seluruh wilayah Kabupaten Dairi terkoneksi dengan internet Singkat cerita, keinginan beliaupun tercapai padaa saat aku di lantik menjadi Kepala Bidang Pengolahan Data Elektronik dan Kearsipan lalu mengikuti perubahan struktur organisasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 aku kembali dilantik menjadi Kepala Bidang Pengolahan Data Elektronik dan Telematika. Selain internet, aku juga membantu beliau dalam penulisan artikel maupun penulisan Buku Biografi beliau yang akan diterbitkan dalam waktu dekat. Banyak hal yang dapat kupelajari dari beliau. PERTAMA : Sosok DR.MP.Tumanggor, tidak pernah marah dengan mengeluarkan suara keras apalagi makian kepada siapapun. Tidak memuji, memang demikianlah beliau yang memiliki pengendalian emosi yang sangat luar biasa. Selalu berbicara di bawah bawah dan tidak pernah berbicara tentang kesombongan, keangkuhan walau sebenarnya beliau layak berbicara demikian. KEDUA : Sosok dirinya yang kontroversial pada masalah seringnya beliau berada di pusat Pemerintahan Indonesia - Jakarta, banyak mengundang pemikiran sinis kepada beliau. Padahal bila mengetahui kepentingan serta misi yang ia bawa berputar putar di setiap departemen dan istana negara, semua adalah untuk mencari anggaran atau dana untuk dibawa ke Kabupaten Dairi. Luar biasa jika di hitung rupiah demi rupiah yang berhasil berpindah dari Jakarta ke Kabupaten Dairi. Tidak disadari, begitu susahnya mendapatkan uang itu untuk masyarakat Kabupaten Dairi dan Kabupaten Dairi yang hanya memiliki uang melalui Pendapatan Asli Daerah tidak sampai 10 Milyar. KETIGA : Kabupaten Dairi yang terpencil dan miskin ini ternyata sangat terkenal di Indonesia termasuk di Dunia Internasional melalui hasil buah pikiran beliau yang tergambar melalui Taman Wisata Iman. Konsep briliant ini tidak ditemui di belahan dunia manapun yang mencoba menyandingkan berbagai simbol simbol keagamaan di Indonesia dalam satu wilayah atau daerah yang berpadu dengan wisata. Uang pembanguna yang tersedot ke Taman Wisata Iman pun sebahagian besar dikumpulkannya dari orang orang terdekat, kenalan maupun sahabat koneksi dari jajaran departemen atau pemerintah atas. Perfect atau sempurna, it ungkapan yang bisa kukatakan. KEEMPAT : Sosok DR. M.P. Tumanggor sebagai manusia pintar lulusan S-2 dan S-3 dari Negara maju Francis ternyata lebih dihormati dan diakui oleh masyarakat maupun kalangan pintar di luar kampung halamannya sendiri. Luar biasa, ketika beliau menjabat sebagai Bendahara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia yang kemudian beliau terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia. Ada lebih dari 500 Bupati di Indonesia, dan mungkin kita tidak pernah berpikir "Mengapa harus Bupati Dairi - DR. MP. Tumanggor yang jadi Ketua Umum APKASI ?" Harus kita sadari dari sisi kepemimpinan dan isi otak, beliau diakui 500 Bupati se Indonesia. KELIMA : Konsep penangglangan kemiskinan melalui pemikiran pemikiran maju Pak Tumanggor juga mendorong 200 lebih kepala daerah yang termasuk daerah tertinggal memilihnya menjadi Ketua Umum Daerah Tertinggal Indonesia. Sungguh jabatan yang tidak dengan mudah di dapat. KEENAM : Sosok Ibu Hetty br. Sitinjak, isteri beliau yang sangat dekat dengan seluruh staff sungguh membuatku kagum. Suka bercanda, tersenyum dan tertawa banyak membuatku berpikir, tidaklah ada arti kesombongan dalam diri beliau. Pengaruh Pak MP. Tumanggor juga banyak menginspirasi Ibu Hetty yang diakhir masa jabatannya harus menitikkan air mata karena ada beberapa staf nya yang sangat melukai hatinya. Akupun terdiam ketika terpaksa mendengar keluhan keluhan beliau dengan helaan nafas panjang ibu yang suka ngomong becanda "bocor" ini. Semua menjauh. Itulah manusia, ketika api masih mampu menghangatkan tubuh, maka kita akan selalu berusaha mendekat sedekat dekatnya dan menjaga agar sang pemberi kehangatan, perlindungan, jabatan, kekuasaan tetap dekat bersama kita. Bila api mulai redup, kita akan sibuk mencari api yang lebih menghangatkan, itu wajar, namun janganlah kita menginjak arang atau kayubakar yang sudah tidak mampu memberikan kehangatan itu...

1 comment :

parongil#1 said...

ada yg bilang...katanya saat tertentu pemimpin jg hrs bisa marah...