
“Biasanya, sebelum pulang kerumah…saya mandi-mandi di sungai…” ujar Edo gembira. Ditanya apakah mau jadi Camat atau Bupati, Edo menjawab “tidak, saya mau jadi polisi”. Kirana mencoba mempengaruhi jalan pikir Edo dengan menyebutkan berbagai fasilitas yang didapatkan jika jadi Camat apalagi Bupati dan ianya menjawab “saya mau jadi Polisi karena waktu dalam kandungan ibu saya pernah mimpi kalau nanti saya jadi polisi..” ungkap Edo. Kini Edo duduk di Kelas VI dan sebentar lagi menuju jenjang pendidikan menengah pertama. Ia begitu mendambakan kehidupan yang lebih baik seperti rekan-rekan seumurnya yang dapat menikmati listrik, nonton TV dan belajar malam yang nyaman. Namun dengan wajah menunduk penuh harapan, ia bertekad untuk giat belajar agar bisa membahagiakan orangtuanya. “Kalau mengikuti les tambahan atau kursus, gak mungkin Pak….” Ujar Edo. Alasannya karena keterbatasan penghasilan orangtua dan memang di sekolahnya guru sangat terbatas yang hanya berjumlah 13 orang, itupun sudah termasuk 2 orang guru agama dan 1 orang guru pendidikan jasmani. Menjadi renungan, begitu besarnya semangat Edo di tengah kekurangan yang dimilikinya, tidak menyurutkan dirinya untuk menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit, menjadi Polisi. Bagaimana kita yang selalu dihiasi lampu listrik 100 watt sepanjang hari dan berbahgai fasilitas mulai dari TV dan handphone…apakah kita tidak malu untuk hidup tidak penuh semangat ? (K-8).
No comments :
Post a Comment