ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Tuesday 6 November 2007

Lebih dekat dengan Masyarakat adalah Inti Pembangunan

ANTONIO Gramsci, seorang ahli Politologi ( Ahli Politik dan ideologi ) memberi sumbangan dalam dua macam sarana kekuasaan untuk maksud dominasi atau penguasaan itu. Yang pertama disebutkan Coercive Power, yaitu cara dan sarana untuk menguasai secara fisik dan memaksa dengan kekerasan. Sarana-sarana penguasan fisik ini berbentuk senjata, penjara, ancaman, sampai penguasaan secara fisik hingga yang dikuasai tidak bisa berkutik secara fisik. Yang kedua menurutnya adalah Coercive Power, yaitu bentuk-bentuk sarana penguasaan non fisik namun justru canggih kerena yang dikuasai adalah akal budi serta kesadaran kritis manusia.


Peran masyarakat / manusia, sudah berubah dari objek pembangunan kini juga menjadi subjek pembangunan. Ini berarti apapun yang dibangun untuk masyarakat harus bersumber dari masyarakat itu sendirilah yang mengugpayakan atau melaksanakannya, peran pemerintah hanya sebagai fasilitator , motivator dan termasuk katalisator. Oleh karenanya, Pemerintah harus lebih dekat dengan masyarakatnya tanpa ada sekat yang membuatnya berjarak. KIRANA mencoba menggali konsep diatas dengan nara sumber Bupati Humbang Hasundutan, Drs.Maddin Sihombing,M.Si yang juga mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi periode 1999-2005 ; Saat ditemui di rumah dinasnya Dolok Sanggul, hari telah menunjukkan pukul 18.30 WIB dan beliau baru tiba dari memimpin gladi penanggulangan bencana bersama aparat dan masyarakat, dan masih berpakaian dinas lengkap. Berikut hasil wawancana KIRANA dengan beliau yang sebenarnya tidak tahu jika KIRANA hadir ditengah-tengah beliau dalam misi mencari tahu pola pembangunan dan pemerintahan di Kabupaten baru seprti Kabupaten Humbang Hasundutan. Berikut hasil wawancara, dengan Bupati Humbang Hasundutan :


KIIRANA : Sudah malam, masih berpakaian dinas, apa tidak lelah Pak ?
BUPATI : “ Ya ..beginilah, kalau menjadi pelayan masyarakat…kehadiran sosok pemimpin sangat mempengaruhi psikologis masyarakat kita. Kalau dikatakan lelah, tentu saja ada rasa lelah itu, hanya lelah tidak akan bertahan lama jika kita menikmati tugas yang diberikan kepada kita.”
KIRANA : Bagaimana Bapak mengatur waktu waktu dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Humbahas yang baru ini ?
BUPATI : “Saya lebih banyak terjun langsung kelapangan melihat masyarakat saya, apa yang sedang mereka kerjakan saat ini, siapa tahu ada permasalahan yang perlu cepat ditangani tanpa harus mengikuti alur birokrasi yang panjang. Walau birokrasi yang tidak penting di sini sudah kita pangkas sependek mungkin, jika bisa selesai satu meja buat apa harus melewati lima atau sepuluh meja, demikian juga dalam hal waktu pelayanan yang dibutuhkan. Jika semua persyaratan sudah dipenuhi, saya tegaskan harus segera di proses tanpa ditunda-tunda. “
KIRANA : Jika Bapak sering terjun ke masyarakat, apakah urusan kantor tidak terkendala ?
BUPATI : “Wah, kalau administrasi kan bisa diselesaikan satu jam, kalau rapat tidak musti Bupati yang turun memimpin, saya sudah punya staf yang kapabel di bidangnya.
KIRANA : Apa Bapak tidak takut jika staf Bapak memberikan laporan ABS (Asal Bapak Senang)?
BUPATI : “Justru itu, saya sering turun ke masyarakat melihat hasil kerja staf-staf saya, jika kerjaannya nggak betul, saya bisa lihat langsung dan saya bisa tahu langsung dari masyarakat saya. Kalau saya kelapangan, tidak pernah bawa rombongan karena kalau mereka tahu, bisa saja diatur sedemikian rupa dan tentu kita tidak bisa tahu keadaan real lapangan.”
KIRANA : Bagaimana pelaksanaan Good Governance di Humbang ?
BUPATI : “Good governance konsepnya bagus walau pada prakteknya cukup sulit karena yang dihadapi adalah budaya aparat dan masyarakat yang kadan sudah membumi. Jadi, kita tidak terlalu berkutat dengan bermacam-macam teori, action yang diutamakan. Tertib administrasi merupakan contoh kecil good governance, dengan tertib administrasi saya kira yang namanya good governance dapat terlaksana dengan baik, walau prilaku aparat juga menjadi salah satu indikator pencapaian good governance “
KIRANA : Bagaimana perlakuan pemerintah daerah terhadap staf yang berkreatifitas dan mau mengembangkan diri dalam tugas pokok dan fungsinya ?
BUPATI : “ Konsep saya, siapapun staf yang ingin maju saya akan dukung selagi konsep atau ide atau kreatifitas yang di buatnya baik dan dapat diuji. Jika baik saya akan dukung bahkan saya akan prioritaskan dalam karirnya walau mungkin saja masalah kepegawaiannya kurang mendukung. Atinya setiap staf silahkan mengembangkan tugas pokok dan fungsinya, selagi tujuannya untuk kebaikan, saya dukung dari segi apapun.”
KIRANA : Bagaimana pendapat Bapak dengan himbauan Presiden Republik Indonesia yang menyerukan agar pimpinan-pimpinan daerah tidak terlalu sering ke Jakarta atau ke luar negeri ?

BUPATI : “ Ha ..ha…ha…, saya termasuk orang yang malas meninggalkan wilayah Humbang Hasundutan, bahkan Gubernur pernah menegur saya dan dia mengatakan kalau Bupati Humbang Hasundutan adalah Bupati yang paling jarang kelihatan di Kantor Gubernur Sumatera Utara. Saya katakan saja, Kabupaten Humbang Hasundutan kan masih baru di bentuk, jadi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sehingga saya jarang keluar daerah. Kemudian, saya tidak akan pernah menghadiri suatu acara kedinasan tanpa ada undangan resmi, toh ada undangan resminya pun saya masih perlu kaji apakah keberadaan saya tepat dan jika tidak saya akan tugaskan Wakil Bupati atau Kepala Dinas saya.


KIRANA : Kesibukan yang begitu padat, apakah ada fooding (makanan tambahan) untuk menjaga stamina Bapak agar tetap fit dan sehat ?
BUPATI : “Makanan khusus tidak ada, yang penting olah raga, makan teratur dan tetap berdoa memohon kekuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pasti kita diberikan berkat yang melimpah dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab kita.


Rangkuman pembicaraan KIRANA, tersebut ditutup dengan makan malam bersama Bupati Humbang Hasundutan dan Ibu, kemudian Sekda Humbahas, MS.Silalahi,SH (Mantan Asisten Tata Praja Kabupaten Dairi) dan Drs. Tonny Sihombing (Mantan Camat Sumbul Kabupaten Dairi). Jamuan makan malam di rumah dinas Bupati Humbang Hasundutan tidak terkesan mewah layaknya rumah orang nomor satu daerah, hidangannya hanya Gulai Ikan Mas, Ikan Pari Goreng, Susu Kerbau, Bayam dan tempe goreng. Memang menu yang disajikan sederhana namun memiliki nilai gizi yang tinggi. Sekitar dua setengah jam bersama Bupati Humbang Hasundutan, KIRANA dan rombongan beranjak dari rumah dinas beliau menuju Sidikalang melanjutkan tugas lain yang masih menunggu. (K-08)

No comments :