ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Sunday 6 April 2008

Pagelaran Budaya Pakpak Meriah

Kemajuan teknologi dan semakin canggihnya proses transformasi informasi dan komunikasi dunia, memaksa siapapun menguasai dan memahaminya. Jika tertinggal sedetik saja, bisnis dan masa depan dapat tergadaikan. Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi yaitu terkikisnya nilai-nilai budaya masyarakat lokal. Budaya dalam pemahaman sehari hari diartikan sebagai pola prilaku, tingkahlaku, adat maupun tutur bahasa dalam bermasyarakat yang merupakan warisan dari nenek moyang sejak dahulu kala. Dalam dunia adat yang bisa saja berbentuk tata krama, tari-tarian, lagu maupun benda-benda khas sebuah suku atau komunitas masyarakat tertentu, yang utama, keturunannyalah bertanggungjawab mengembangkan serta memelihara adat maupun budayanya. Kemajuan teknologi cenderung mampu merupah prilaku, tata krama maupun adat budaya masyarakat setempat. Internetisasi serta kemajuan teknologi yang melanda masyarakat adat namun tidak dibarengi dengan pengingkatan kecintaan akan adat istiadat, dikhawatirkan akan sirna. Kondisi yang terjadi saat ini, sudah banyak generasi muda yang tidak bisa berbahasa adatnya, tidak paham akan adat istiadat yang di gelar pada setiap acara budaya maupun pesta kemasyarakatan. Inilah yang menjadi motivasi digelarnya berbagai kegiatan adat dan budaya seperti yang diselenggarakan di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). Acara yang digelar sejak tanggal 19 Maret 2008 ini dipusatkan di Kota Medan. Reporter KIRANA yang meliput PRSU disaat Pagelaran Budaya Pakpak hadir 1 jam sebelum acara digelar.

Pagelaran Budaya Pakpak di Pentas PRSU kali ini tidak dihadiri Bupati Dairi – DR. M.P. Tumanggor dan Wakil Bupati Dairi – KRA. Johnny Sitohang Adinegoro. Menurut informasi yang diterima dari Pemerintah Kabupaten Dairi, Bupati Dairi sedang mengikuti pendidikan di LEMHANAS (Lembaga Ketahanan Nasional) di Jakarta sedangkan Wakil Bupati sedang menghadiri Wisuda anak di Jogjakarta namun dihadiri Mantan Bupati Dairi – Drs. S.Is. Sihotang. Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi – Ir. Bungaran Sinaga,MSi dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya kepada masyarakat Kabupaten Dairi yang tetap menunjukkan kecintaan terhadap budaya Pakpak. Hal ini didasarkan pada banyaknya pengunjung untuk menyaksikan pagelaran budaya Pakpak di PRSU, padahal penyanyi dangdut terkenal Uut Permata Sari yang terkenal dengan goyang ngebornya sedang tampil di Pentas Bank SUMUT, sekitar 75 meter dari lokasi gelanggang. Ucapan terimakasih disampaikan Sekda kepada Gubernur Sumatera Utara yang tetap konsisten memfasilitasi penyelenggaraan PRSU, sehingga Kabupaten Dairi dapat mendekatkan budaya Pakpak kepada masyarakat maupun generasi muda, terutama yang berada di Kota Medan dan sekitarnnya.

Ketua DPRD Kabupaten Dairi yang diwakili Raja Ardin Unjung, S.Pd.I, secara tegas menyatakan bahwa adat dan budaya adalah kekayaan yang sangat berharga dan patut dipelihara serta dijaga. Tanggungjawab ini tidak hanya berada di pundak Pemerintah Daerah maupun tokoh-tokoh adat atau budaya, namun menjadi tanggungjawab masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten Dairi. Tokoh masyarakat Kabupaten Dairi yang juga ketua FORKALA (Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat) Dairi ini berharap kualitas PRSU lebih ditingkatkan lagi dmas mendatang. Sedangkan Kajari dan Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang (mewakili Muspida) mengucapkan syukur kepada Tuhan YME karena acara ini dapat mempersatukan kita.
PRSU kali ini berakhir pada hari selasa, 15 April 2008 dan bertepatan jadwal Pemerintah Kota Tebingtinggi menggelar pertunjukan budaya. Dari spanduk jadwal pagelaran budaya yang di pajang pada Gelanggang PRSU, etnis Tionghoa dan Pemerintah Provinsi Nangroe Aceh Darusalam juga berpartisipasi menampilkan kreasi dan kreatifitas budaya masing-masing selain keroncong. Pada pembukaan PRSU, Gubernur Sumatera Utara (menurut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi – Drs. M.H. Sigalingging,MM), berpesan untuk Bupati Dairi agar Pemerintah Kabupaten Dairi secara khusus membantu dan membina masyarakat yang berprofesi menenun ulos Pakpak.

Rangkaian acara Pagelaran Budaya Pakpak diisi dengan tari-tarian dan diakhiri dengan operet yang cukup menarik perhatian pengunjung. Salah seorang pengunjung yang mengaku bernama Sinta br. Hombing mengaku sangat terpukau dengan keindahan tarian manapu kopi yang di bawakan para putri Pakpak, namun ia menyayangkan sinopsis (ringkasan jalan cerita) operet sangat terbatas di bagikan sehingga ia tidak mengerti jalan ceritanya. Ketika hal ini disampikan kepada Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Perhubungan – Drs. Pardamean Silalahi, ia mengakui kalau sinopsis terbatas di copy padahal menurut pengamatan Kirana, pengunjung di pagelaran Budaya Pakpak ini tidak sampai 200 orang.

Diakhir acara, Ikatan Mahasiswa Pakpak memberikan cenderamata berupa tulisan aksara Pakpak yang di tuliskan di kain dengan desain khusus berlatar belakang kain hitam. Sekretaris Daerah, Kajari Sidikalang, Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang, Kepala Bawasda, Kepala Bappeda, dan Direktur RSUD Sidikalang didaulat mewakili para pejabat Kabupaten Dairi yang sangat sedikit hadiri. Sekda mengucapkan terimakasih kepada Ikatan Mahasiswa Pakpak, dna berharap agar terus berkreatifitas dan belajar lebih keras agar menjadi generasi muda yang handal untuk membangun Kabupaten Dairi, mendatang. Sekda memberikan bantuan pembinaan kreatifitas mahasiswa diberikan sejumlah 5 juta rupiah. (K-8)

No comments :