ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Sunday 13 July 2008

Hari - Hari Menjengkelkan

Tidak seperti biasanya, minggu-minggu ini aku merasa ada yang hilang dari diriku. Kesibukanku dibanding sewaktu menjabat menjadi Kepala Sub Bagian Pemeirntahan dan Pertanahan dibandingkan dengan saat ini sangat jauh berbeda dilihat dari intensitas pemanfaatan otak untuk berpikir. Sebelum menjadi Kepala Bidang Pengolahan Data Elektronik yang notabene Eselon III/a, hampir setiap hari aku menerima surat dah hampir setiap hari pula aku mengkonsep surat dan berpikir sistematis pemerintahan. Namun, kini hari-hariku dipenuhi dengan main-main internet, chatting dan buka situs-situs apa saja yang intinya membuai dan mempersempit otakku mengkaji-kaji politik dan pemerintahan. Untunglah kejengkelanku terhadap situasi dan kondisi di tempatku yang baru ini sedikit terobati saat aku harus menyibukkan diri dengan membenahi blog / website pribadiku www.rhgmsi.blogspot.com dan membuat kajian serta artikel-artikel mini. Selain itu, semangatku untuk menulis di Surat Kabar Mingguan DAIRI PERS juga sebenarnya menggebu apalagi ketika aku menyatakan keluar dari Majalah KIRANA yang merupakan Majalah Pemerintah Kabupaten Dairi. Tidak tahu apa kabar sekarang Majalah KIRANA, karena sepengetahuanku hampir seluruh wartawan Majalah KIRANA sudah keluar termasuk 3 orang staf Majalah KIRANA seperti Senjaria yang dulu Sekretaris Redaksi, Rouli bagian Keuangan, dan Sari sebagai editor Bahasa Majalah. Semuanya keluar karena kurang pas dengan gaya kepemimpinan Pemimpin Redaksi Majalah KIRANA. Ketika akupun keluar dari Redaktur Majalah KIRANA, terasa lega. Alasannya pokoknya sebenarnya sangat simpel saja, selain aku gak betah karena menulis dan memburu berita sendiri ada alasan lain yang akan kutuliskan setelah menguraikan alasan yang satu ini.

Bayangkan saja, ketika 54 jumlah halaman di Majalah KIRANA, aku pernah mengisi sebanyak 40 halaman dan itu bukanlah pekerjaan mudah apalagi sebahagian tulisan mengekspose kegiatan orang-orang yang sangat sulit didapatkan beritanya, serta untuk berkomunikasi aktif. Alasan pemicu keluarnya aku dari Majalah KIRANA karena, suatu saat ketika sahabatku terkasih Almarhum Drs. LESTON SINAGA, mengalami sakit yang sangat membuatnya menderita. Aku tahu banyak sekali biaya yang dikeluarkannya dan tentu banyak juga melibatkan orang lain. Atas niat baik, Dairi Pers menggalang dana dengan membuat Iklan Ucapan Turut Berbela Sungkawa terhadap meninggalnya Drs.LESTON SINAGA, dan ketika Iklan atas nama Majalah KIRANA dengan tulisan Pemimpin Redaksi Majalah KIRANA - Drs. ASBEL TAMPUBOLON terbit, apa daya kekecewaanku menerjang tinggi ke angkasa, ketika iklan tersebut tidak mau dibayar, walau hanya seharga 300 ribu rupiah. Hatiku sebenarnya menangis, dan tanpa kuasa kuceritakan juga kepada Pemimpin Redaksi Dairi Pers , tentang semuanya ini. Apalah daya, biarlah aku keluar dari Majalah KIRANA yang memberiku upah kadang 400 ribu dan kadang 800 ribu, walau aku tahu Gaji Pemimpin Redaksi ditambah lain-lainnya sekitar 3 juta per edisi. Apalah daya, keikhlasanku membangun Dairi melalui tulisan, ternyata sungguh mengecewakan diriku sendiri. Kini akupun bingung, karena hampir setiap hari aku hanya sibuk chating dan membuka situs-situs tanpa ada tantangan berpikir seperti dulu itu. Semoga ada yang mendengarkan keluhanku ini.

No comments :