ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Tuesday 6 November 2007

Hari Anak Nasional, alam & kita Kurang Bersahabat

HARI ANAK NASIONAL, ALAM & KITA KURANG BERSAHABAT
Mengganggu Kesehatan Mental Generasi Penerus Bangsa.


Webster Dictionary mengatakan bahwa Mental adalah “Way of Thingking” berkenaan dengan pikiran/gangguan saraf/kejiwaan sedangkan menurut Kamus Purwodarminto : Mental merupakan “ Way of Sense “. Banyak orang pintar, banyak pemimpin bahkan banyak sukses cepat jatuh karena rusaknya mental dan kepribadiannya. Mental merupakan cara berpikir dan berbagai perasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku seseorang. Menurut Dr.Zakiah Darazat,1996; kesehatan mental itu adalah terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan kejiwaan (neuroses) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychoses), Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana dia hidup. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membaur kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa. Kemudian, terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya


Pendidikan mental kepribadian manusia dimulai dari sang anak lahir ke dunia dan memasuki dunia pendidikan anak usia dini. Kelompok Bermain (Play Group) dan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu penentu pembentukan mental atau jiwa anak-anak. Sejak dini, sang anak di didik menjadi anak yang santun, baik budi, hormat terhadap sesama manusia selain mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan layaknya sebagai sebuah sekolah. Pada masa kanak-kanak, tokoh idola cenderung di cari sebagai sosok anutan bahkan menjadi tiruan dirinya untuk berprilaku di mana saja. Lihat saja ketika sang anak mengidolakan tokoh kartun Power Rangers, Satria Baja Hitam, ataupun Superman, mulai dari baju hingga kebiasaan sang tokoh di miliki dan ditirunya. Namun kecendrungan kita sering melupakan pendidikan mental sang anak dan melepaskannya mencari jati diri serta menjadi sosok yang diingini sesuka hati tanpa diawasi dan di bimbing. Kita acap kali memberikan contoh yang tidak menarik atau membosankan untuk di tiru anak-anak dan bahkan kita cenderung memberikan contoh buruk atau tidak berbuat apa-apa.


Belajar dari peringatan Hari Anak Nasional di Kabupaten Dairi, Perkumpulan Sada Ahmo (PESADA) secara khusus mengundang KIRANA untuk bergabung pada Peringatan Hari Anak Nasional yang di prakarsai mereka. Walaupun hujan terus mengguyur TK. Pembina (lokasi upacara peringatan Hari Anak Nasional), sekitar 900 orang siswa Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Pendidikan Usia Dini (PADU) atau Kelompok Bermain tetap bersemangat berdiri di teras-teras bangunan gedung kelas. Orang tua murid yang berjumlah lebih kurang 300 orang-pun bergembiran campur khawatir menyaksikan anak-anak mereka dengan penuh semangat menggerakkan badan mengikuti gerakan senam massal yang diperagakan seorang guru TK. Satu demi satu rangkaian acara di lalui dan patut kita bersedih saat peserta terdiam lama menanti seseorang yang akan menyampaikan sambutan dari Pemerintah Kabupaten Dairi, namun saling pandang mencari orang yang tak tentu ternyata tidak mampu menjawabnya. Acarapun dilanjutkan dengan pertandingan memasukkan bola yang di pandu guru-guru TK. Luapan kegembiraan serta tawa murid-murid dari 9 TK/Play Group dan 5 Kelompok Pendidikan Anak Usia Dini akhirnya mampu menghilangkan keletihan 70 orang guru TK/Play Group/PAUD bekerjasama membantu penyelenggaraan acara yang di mulai pukul 08.00 – 13.00 WIB.


Menurut Pimpinan Tim PESADA, Elpina Sipayung, ada 7 orang anggota tim dari PESADA yang khusus terlibat untuk mensukseskan acara ini, kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun ini pada tahun 2007 diawali penanaman 25 batang pohon mahoni masing-masing di Desa Juma Tuang Kecamatan Siempat Nempu Hilir dan Desa Tuntung Batu Kecamatan Silima Pungga-pungga. Ketika ditanya apa motivasi PESADA memotori peringatan Hari Anak Nasional ini, Rafika yang juga anggota Sada Ahmo menegaskan “inilah wujud perhatian kami terhadap anak-anak khususnya untuk penguatan anak “ artinya penguatan yang dimaksudkan dalam pembinaan mental kepribadian serta kecerdasan intelektual anak. Fika menambahkan, jika sejak dini dilakukan pendidikan serta pembinaan mental kepribadian serta kecerdasan anak, mudah-mudahan kemampuan intelektual dan kepribadian sang anak dapat lebih baik.
Berkaitan dengan tidak adanya wakil Pemerintah Daerah untuk memberikan sambutan pada peringatan acara ini, Rafika menjawab dengan pendek “Sudah Biasa…Pak”. (K-8)

No comments :