ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Thursday 20 March 2008

Gerakan Peduli Bonapasogit

GERAKAN PEDULI PENDIDIKAN BONAPASOGIT IKATAN ALUMNI ASRAMA YAYASAN SOPOSURUNG MERAMBAH DAIRI, TOBASA, SAMOSIR & TAPUT.

Siapa yang mengira sebahagian putra-putri terbaik Sumatera Utara hadir di Dairi, Tobasa, Samosir, dan Tapanuli Utara menggelar berbagai kegiatan intelektual dan dikelola secara profesional. Adalah Ikatan Alumni Asrama Yayasan Soposurung menggelar Gerakan Peduli Pendidikan Bonapasogit melalui 91 orang panitia pelaksana. Kegiatan yang diberi tema “EDUCATION, ROAD TO SUCCES” (pendidikan, jalan menuju sukses, red) berlangsung mulai tanggal 15 September 2007 sampai tanggal 25 Januari 2008. Menurut Putri Erivani kelahiran Kabanjahe, 13 Mei 1987 (mahasiswa Teknik Informatika ITB) yang juga koordinator Try Out, awalnya Gerakan Peduli Pendidikan Bonapasogit (GPPB) lahir karena adanya kerjasama antara Keluarga Alumni Yayasan Soposurung Bandung (KAYSB) dengan Ikatan Muda – Mudi Balige (IMMB) untuk mengadakan Try Out di daerah Balige. Selanjutnya Putri, anak tertua dari 4 bersaudara dari pasangan berbahagia Priono & E. br.Surbakti ini menambahkan, rasa kesadaran dan kepedulian dari alumni Yayasan Soposurung yang kuliah di Bandung dan sekitarnya muncul karena perkembangan pendidikan di daerah bona pasogit yang relatif masih rendah, dibuktikan dengan masih rendahnya angka kelulusan Ujian Nasional (UN) dan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Hal ini yang membuat GPPB menjadi program rutin KAYSB, dimana setiap tahunnya sub-kegiatan yang dilakukan semakin beragam dan daerah sasaran semakin meluas, ujar lulusan SMPN 1 Sidikalang ini. Pada tahun 2007, panitia GPPB melaksanakan lima sub-kegiatan berupa seminar pendidikan, roadshow, try out, lomba karya tulis, dan tes TOEFL yang melibatkan sekitar 3000 siswa dari 15 sekolah di Kabupaten Dairi, Toba Samosir, Kabupaten Samosir dan Tapanuli Utara.


Putri pemiliki motto hidup “do the best & God will do the rest” ini menambahkan, tujuan yang ingin diwujudkan melalui GPPB 2008 yaitu pertama : meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa-siswi mengenai makna pendidikan yang sesungguhnya dengan mengenal potensi diri, kedua : memfasilitasi siswa-siswi dalam persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN), ketiga : meningkatkan pengetahuan siswa-siswi mengenai pendidikan berkelanjutan dan perguruan tinggi sehingga harapan akan kuantitas dan kualitas siswa yang melanjut bertambah dan kelulusan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) meningkat, keempat : meningkatkan kreativitas dan kepedulian siswa-siswi terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, kelima : meningkatkan hubungan/interaksi antara alumni Asrama Yayasan Soposurung dengan masyarakat, khususnya kepada sekolah-sekolah yang ada di Bonapasogit, keenam : mengajak pihak-pihak terkait untuk ikut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Dairi, Tobasa, Samosir, dan Taput dan yang ketujuh : mewujudkan rasa kepedulian Alumni Yayasan Soposurung terhadap Bonapasogit. Cukup briliant dan profesional program kerja nyata GPPB yang diuraikan Putri yang memiliki cita-cita sebagai programmer ini.


Ia menambahkan, bahwa sasaran kegiatan yang dilaksanakan, berada di 29 SMA di keempat daerah dengan rincian di Tobasa pada 11 SMA, di Samosir pada 7 SMA, di Tapanuli Utara pada 6 SMA dan di Kabupaten Dairi dilaksanakan di 5 SMA yaitu SMAN 1 Sidikalang, SMAN 2 Sidikalang, SMA Santo Petrus Sidikalang, SMA Bukit Cahaya, dan SMA Yayasan Pendidikan Nasional Sidikalang. Ketika Putri dimintai KIRANA menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan, dengan lugas ia menjelaskan :” Seminar Pendidikan dilaksanakan tanggal 24 Januari 2008 di Aula Asrama Yayasan Soposurung Balige dengan topik Pendidikan Cerahkan Masa Depan. Pembicara berasal dari kalangan dosen, psikolog, dan Dinas Pendidikan. Ada 5 bahasan seminar ini, masalah motivasi diri, kehidupan mahasiswa di perguruan tinggi, masalah seputar UN dan kecurangan yang terjadi, pentingnya pengembangan wawasan siswa, dan pendidikan formal & non formal.” Ujarnya sambil tersenyum. Masih menurut Putri, gadis manis, cekatan dan pintar ini menjelaskan kegiatan lainnya. Try Out (ujian seperti UMPTN, red) dilaksanakan tanggal 21-23 Januari 2008 dengan jumlah peserta 6000 orang, sasarannya siswa-siswi kelas XII di keempat daerah. Kegiatan ini gratis dan bekerja sama dengan guru di masing-masing sekolah. Kemudian kegiatan ketiga adalah Lomba Karya Tulis, yang menarik menurut Putri, 3 karya tulis terbaik akan di presentasikan penulisnya pada sesi seminar di Yayasan Soposurung. Tema atau topik penulisan tentang peranan pendidikan di daerah dan dampaknya terhadap aspek sosial budaya & perekonomian masyarakat daerah tersebut. Dari hasil penilaian, karya terbaik di susun kelompok SMA 1 Balige.


Kegiatan keempat, Road to Show dilaksanakan tanggal 21-23 Januari 2008 di masing-masing sekolah dengan topik Bersama Kita Bisa. Jumlah peserta sebanyak 6000 orang dan seluruh panitia menjadi nara sumber/pembicara pada setiap sekolah sesuai materi yang telah direncanakan. Sedangkan kegiatan yang kelima adalah test TOEFL (tes kemampuan Bahasa Inggris,red) dilaksanakan tanggal 25 Januari 2008 di Aula Asrama Yayasan Soposurung Balige dan kegiatan ini diperuntukkan bagi 120 orang siswa-siswi Asrama Yayasan Soposurung. Pada kesempatan yang sama Putra/Putri terbaik Dairi lainnya, adalah Mey Lenny Elvingka Sihombing (Statistika UNPAD) yang juga Koordinator TOEFL, lahir di Sidikalang 18 Mei 1987 adalah anak pertama dari 6 bersaudara dalam keluarga A.Sihombing & D. Tampubolon. Mey memiliki motto “what ever yo do, do it your best” jangan mau minimalis, ujarnya optimis. Saat ditanya lulusan SMP mana, Mey menjawab tegas “SMPN 1 Sidikalang dong “. Adalah Okto Solideo Silaban (Teknik Mesin ITB) sebagai koordinator dana & usaha menguraikan kalau dirinya lahir di Sidikalang 17 Oktober 1988, putra ke-2 dari 4 bersaudara dalam keluarga R.Silaban,S.Sos & Dra. N. Togatorop. Okto pemilik motto “enjoy aja !!” ini sejak bersekolah di SMP. St. Petrus Sidikalang punya cita-cita menjadi engginer. Putri terbaik Dairi lainnya, Risma Manurung lahir di Sidikalang 9 Desember 1986 adalah anak ke-3 dari 5 bersaudara, punya cita-cita sebagai apoteker dan sekarang masih menitinya di bangku kuliah jurusan Farmasi ITB. Risma sejak bersekolah di SMPN 1 Sidikalang punya motto hidup “tommorow never ends” adalah anak dari keluarga Kader Manurung. Risma yang juga Bendahara Panitia GPPB menjelaskan anggaran yang direncanakan untuk menyukseskan berbagai kegiatan diatas berjumlah Rp. 66.819.500,- yang bersumber dari kas, sponsor dan donatur. Dari hasil pengamatan Kirana di lima SMA Kabupaten Dairi, siswa yang mengikuti rangkaian kegiatan begitu antusias dan tertib, tidak ketinggalan tingginya keseriusan para guru yang mengawasi berbagai kegiatan siswa sangat membanggakan panitia. “Kami salut, walau tidak ada honornya, bapak dan ibu guru mau serius membantu kami “ ujar Okto berterimakasih. (K-8).







No comments :