Terdapat dua bentuk kontrak politik yang sering disajikan balon kepala daerah, model pertama seperti untaian panjang kata-kata indah yang sangat disukai namun ternyata tidak jelas kapan dicapainya. Model kedua, menampilkan jumlah peningkatan atau pencapaian serta persentasi yang akan dicapai sebagai raport kinerjanya. Sebuah contoh ringan, kontrak politik balon kepala daerah yaitu : 1. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. 2. Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Contoh kontrak politik ini sangat digemari balon kepala daerah, namun jelas ini sangat tidak bertanggungjawab. Model kekinian yang wajib dituntut masyarakat harus beralih kepada kontrak politik seperti : 1. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat dengan pemberian beasiswa kepada 1000 siswa yang tidak mampu dan pembangunan 20 gedung sekolah baru. 2. Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani melalui program pekan olahraga daerah tingkat propinsi/kabupaten/kota/kecamatan atau desa setiap tahunnya serta memberikan beasiswa/penghargaan bagi siswa/masyarakat berprestasi dalam bidang olahraga. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui pembukaan lapangan pekerjaan bagi 3000 orang.
Inilah contoh ringan kontrak politik yang perlu ditelanjangi masyarakat saat seseorang memproklamirkan dirinya sebagai calon kepala daerah. Penulis merasa, tidak saatnya lagi memposisikan diri sebagai blok golput dalam pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum. Tanggungjawab daerah dan kesejahteraan masyarakat harus dibela melalui pembelaan terhadap seseorang yang berani menawarkan kontrak politik yang jelas. Seandainya saja, kontrak politik yang ditawarkan tidak menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi masyarakat saat ini (misalnya pendidikan, pertanian, kesehatan, kemiskinan), dapat disimpulkan ia tidak mengenal rakyatnya. Kalaulah benar balon kepala daerah serius mencalonkan diri menjadi kepala daerah atas nama kesejahteraan masyarakat dan bukan karena iseng atau untuk memperkaya diri; dari awal ia harus memahami penyebab tangisan rakyatnya.Permasalahannya, apakah balon kepala daerah tau betul kesusahan rakyat yang akan di belanya saat ia nanti menjadi kepala daerah ? Kalaulah jawabnya ia, tentu balon kepala daerah mampu merumuskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat dan menyusunnya dalam sebuah kontrak politik. Pertanyaan kedua, beranikah balon kepala daerah menyajikan kontrak politiknya dalam bentuk angka-angka atau sesuatu yang dapat diukur ? Kalau jawabnya ia, tentu balon kepala daerah berani memberikan target-target waktu pencapaian dibawah 5 tahun masa jabatannya. Ini sangat penting, sebab jika balon kepala daerah nanti terpilih dan tidak sanggup memenuhi kontrak politiknya, mundur di tengah jalan harus dilakukannya.
No comments :
Post a Comment