ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Thursday 12 June 2008

Menanti Kelahiran Prematur “Penjajah” Modern

Pemahaman arti kata Penjajah dapat dikatakan sebagai tindakan menguntungkan diri sendiri, kelompok atau golongan dan membuat orang lain tidak berdaya serta sengsara. Sedangkan kata prematur bisa diartikan sesuatu yang belum tepat saatnya ada / muncul dan memiliki berbagai kekurangan.Hakekat proses pemilihan kepala daerah seperti mencari sosok pemimpin yang dipandang cakap dan mampu memimpin masyarakat dan aparatur untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan masyarakat melalui pemerintahan yang baik. Dengan demikian, kepala daerah yang diinginkan, minimal seperti itu juga. Namun akibat money politic , para penguasa dengan mudahnya membutakan mata masyarakat demi satu keinginan menjadi kepala daerah. Simpel saja, banyak enaknya menjadi kepala daerah seperti sering pergi ke luar negeri apalagi luar daerah, banyak uang masuk apalagi uang takut, banyak fasilitas apalagi yang memberikan fasilitas, serta banyak kenal orang penting dan hebat apalagi dikenal orang penting dan hebat. Dari sisi enak-enak ini, siapaun orang waras yang ditanya, pasti tidak menolak jika diberi kesempatan menjadi kepala daerah di level apapun. Oleh karena jabatan ini nikmat, tidak sedikit orang yang rela mempertaruhkan harta, keluarga bahkan saudara (lebih sering orang lain) untuk ambisi menjadi kepala daerah. Masyarakat dipaksa berpikir dan bertindak cerdas sebelum menentukan pilihannya terhadap seorang balon kepala daerah.

Walaupun katanya semua balon kepala daerah bersumpah akan mensejahterakan serta berpihak kepada rakyat, harus diteliti dulu kesiapannya. Dunia setuju, tidak ada kecap nomor 2 tapi orang banyak tahu sebenarnya yang terbaik itu yang mana. Balon kepala daerah-pun demikian, hasil survey dan pengkajian serta pendalaman teori yang relevan melihat sepak terjang balon kepala daerah, paling tidak ada 3 syarat Balon Kepala Daerah yang patut dipilih masyarakat yaitu :
Pertama : Balon Kepala Daerah yang mengetahui dan mampu merumuskan berbagai permasalahan pokok daerah. Inipun tidak hanya satu sektor atau bidang atau satu bagian permasalahan saja, tetapi di semua lini. Otak Balon Kepala Daerah harus mampu berpikir, minimal konsentrasi pada penanggulangan permasalahan-permasalahan pemenuhan kebutuhan dasar hidup/manusia (sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan). Jika seorang balon kepala daerah tidak mengetahui permasalahan yang mengundang isak tangis masyarakat, apakah kita percaya ia mampu mensejahterakan rakyat ? Kedua : Balon Kepala Daerah yang mampu merumuskan berbagai alternatif pemecahan permasalahan tersebut. Jika ia mampu merumuskan permasalahan, seorang Balon Kepala Dearah harus dipilih masyarakat. Maksudnya, ia mampu merumuskan pemecahan permasalan-permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Bila berbagai alternatif pemecahan masalah telah dirumuskan dalam bentuk program kerja atau kegiatan, perhatikanlah dengan seksama, apakah yang diprogramkan itu akan dapat dilaksanakan atau hanya diawang-awang saja atau didalam mimpi baru dapat tercapai. Realistis apa kagak ? Ketiga : Pilihlah Balon Kepala Daerah yang telah dan berani mengekspose konsep-konsepnya itu dan menjadikannya sebagai alasan atau daya tarik masyarakat untuk memilih dirinya. Bukan seperti gaya Balon Kepala Daerah yang sekedar menonjolkan banyaknya harta, ketampanan, kecantikan, ketenaran atau kepopuleran dirinya. Jelas, penilaian masyarakat kepada Balon Kepala Daerah dapat dilakukan dan dipahami jika Balon Kepala Daerah yang punya konsep itu mengekspos / mengkampanyekan program kerjanya, bahkan jauh lebih bagus jika tertulis bukan cerita dari warung kopi ke lapau tuak saja. Hal ini patut dijadikan acuan berpikir bagi masyarakat, terutama bagi para tokoh yang terpand ang di dalam lingkungan kehidupan masyarakat seperti tokoh adat, agama, budaya, pemuda dan tokoh masyarakat lainnya). Jika kita tidak atau kurang memperdulikannya, kekhawatiran nanti jika seorang Blaon Kepala Daerah nanti terpilih akan menjadi seperti :

1.
Program kerjanya tidak tertata baik dan tidak sustainable (tidak berkelanjutan). 2. Tersedianya Uang atau dana yang cukup justru menjadi biang kerok banyaknya permasalahan daerah bukan sebaliknya.3. Banyak permasalahan yang tidak dapat diselesaikan karena tidak terpikirkan sebelumnya dan jika ada permasalahan yang diselesaikannya, cenderung menimbulkan permasalahan baru yang jauh lebih menyedihkan. 4. Banyak menelan korban Aparat birokrasi pemerintahan, karena tidak punya konsep yang berkelanjutan dan etika birokrasi sehingga cenderung bongkar pasang / mutasi pejabat daerah sesuai selera dan ulah pembisiknya yang nakal. 5. Cerita memakmurkan masyarakatan hanya retorika dan isapan jempol belaka karena anggaran tersedot untuk mencari format atau bentuk pembangunan kemasyarakatan yang menurutnya ideal bukan menurut rakyat, akibat meraba-raba.

Masyarakat harus mau sedikit perduli akan nasib daerahnya dan mengambil keputusan tepat saat akan mencoblos Balon Kepala Daerah di bilik suara. Jika diurut ke depan, akibat terbuai rayuan balon kepala daerah dan salah pilih, derita akan kita tanggung termasuk anak cucu, minimal sampai 5 tahun kedepan.

No comments :