ROBERT HENDRA GINTING, AP, M.Si

Thursday 19 June 2008

Politik Tingkat Tinggi Kader Golkar Dalam Pilgubsu

Ada hal yang menarik dalam proses pemilihan umum kepala daerah khususnya memilih Gubernur Sumatera Utara. Lihat saja spanduk maupun berita-berita di koran bahkan sampai pencalonan terbuka melalui partai-partai politik, kader-kader Partai Golkar begitu semarak tampil ke permukaan. Kalau tidak salah penulis mencatat dari 9 nama yang diapungkan sebagai calon Gubsu, 5 diantaranya berasal dari Partai Golkar, H.Ali Umri (Walikota Binjai), HT.Milwan (Bupati Labuhan Batu), Syamsul Arifin (Bupati Langkat), H.Rambe Kamaruzzaman (Anggota DPR-RI) dan Wahab Dalimunthe (Wanhat Golkar). Beberapa pertanyaan muncul di benak penulis, apakah karena mereka kader-kader terbaik Sumatera Utara, apakah mereka hanya ikut-ikutan saja mencari pamor sekalian kampanye untuk yang tujuan lainnya, atau karena tanggungjawab moral membangun Sumatera Utara. Pertanyaan lainnya, mengapa mereka berbondong-bondong meminang “kapal” dari partai lain bukan dari Partai Golkar sendiri yang nota bene adalah kerajaan mereka. Mari kita lihat pertanyaan pertama mengapa banyak kader partai Golkar yang mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur Sumatera Utara.

Di lihat dari sepak terjang melalui jabatan hebat yang dimiliki calon-calon diatas, jelas mereka adalah orang-orang pilihan yang benar-benar sudah teruji serta dapat di nilai kepemimpinan dan kepiawaiannya dalam berkehidupan dan bermasyarakat. Namun mengapa sepertinya pengurus Partai Golkar, diam saja ? ada tiga kemungkinan jawabannya : pertama, Golkar ingin menguji kader-kadernya di mata masyarakat, siapa yang lebih hebat dan siapa yang lebih berpengaruh di tengah-tengah masyarakat. Bisa saja ini merupakan tes bagi kader-kader Golkar untuk Munas Golkar pada sisi restrukturisasi kepengurusan Partai Golkar. Tentu saja, yang akan keluar sebagai pemenang menjadi Gubernur Sumatera Utara akan mulus menduduki kursi Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara seperti Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara, saat ini yang menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kemungkinan kedua, Partai Golkar sudah khususnya pengurus pusat tidak mampu “menertibkan” kadernya sehingga akibatnya jika kader Golkar maju dalam Pilgubsu nanti lebih dari 1 orang, suara pendukungnyapun diperkirakan terbagi-bagi.

Tentu saja secara logika, ini sangat merugikan kredibilitas Partai Golkar secara organisatoris. Kemungkinan ketiga, bisa saja ada keinginan untuk hengkang dari Partai Golkar karena ada sesuatu yang tersumbat di tubuh Partai Golkar. Sangat sulit menyelami politik seperti yang dipraktekkan Partai Golkar, kalau bicara sinetron atau filem layar lebar, peran dan skenario yang dijalankan kader-kader Golkar tidak lagi seperti skenario produksi Indonesia ataupun India yang begitu mudah ditebak jalan cerita dan tujuan akhirnya. Penggunaan ilmu politik tingkat tinggi sepertinya membawa kader-kader Golkar yang maju dalam Pilgubsu mengikuti koreografi ala Hollywood yang banyak menghasilkan filem-filem Box Office, terbaik di dunia Pertanyaan kedua, mengapa harus berbondong-bondong mencalonkan diri melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP)? Di sini perlu kejelian memandang praduga munculnya kepiawaian kader-kader Golkar, dan menurut penulis jawabnya ada tiga jawaban. Pertama, Ini adalah isyarat bagi calon-calon Gubsu lainnya untuk tidak ikutan mendaftar ke Partai Persatuan Pembangunan karena sesungguhnya dengan kehadiran Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara sudah merupakan isyarat kalau Golkar dan PPP akan berkoalisi untuk merebut kursi Gubernur Sumatera Utara, namun masih saja banyak yang tidak mengerti.

Bila kita amati, dari 85 Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Partai Golkar meraih 19 Kursi dan PPP hanya meraih 8 kursi sedangkan Partai Demokrat meraih 10 kursi. Mengapa tidak ada yang mendekati Partai Demokrat, padaha Ketua Umum DPP. Partai Golkar H.Jusuf Kalla berdampingan dengan SBY yang diusung Partai Demokrat. Kemudian yang kedua, Partai Golkar memang telah mengusung satu nama sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara dari Partai Golkar dan calonnya itu di luar kader Golkar yang lima orang tadi, termasuk tidak untuk Ketua DPD. Partai Golkar H.Ali Umri. Tetapi, apakah mungkin DPP.Partai Golkar sebegitu beraninya mencari wakilnya bukan dari Ketuanya di Sumatera Utara dan termasuk dari kader-kadernya yang sudah teruji di pemerintahan menjadi Bupati, Walikota, DPR/DPRD atau yang lainnya. Penulis sendiri untuk jawaban yang kedua ini kurang yakin dan tetap berpikir kalau ini adalah permainan sinetron ala Hollywood, yang sangat sulit ditebak jalan ceritanya. Justru penulis berasumsi, beberapa orang dari calon Gubsu dari Partai Golkar yang saat ini namanya sudah mulai dipandang-pandangi masyarakat akakn segera beralih merapat ke PDI-Perjuangan sebagai calon Wakil Gubernur Sumatera Utara. Mau bukti, kita lihat saja nanti

No comments :